Rumah Menyeramkan Ber-nomor XX di Sanur - Bali

Di daerah Sanur, sebuah pantai yang cukup terkenal di Bali, ada sebuah kawasan di penghujung selatan Sanur yang disebut – sebut bernama daerah S*m*w*ng. Kawasan ini cukup unik dalam memberikan penomoran rumah.

Ada beberapa rumah yang memiliki penomoran dengan angka biasa dan ada pula yang memiliki penomoran angka dengan tambahan XX. Awalnya penulis memperkirakan hal ini terjadi karena sistem penomoran rumah yang sudah padat sehingga harus diberi nomor dengan tambahan huruf.

Kenapa justru huruf “XX” yang digunakan, adakah hubungannya dengan arti keramat huruf “X” ?

Semakin penasaran, tadi siang ( minggu, 21 october 2007 ) penulis mencoba menelusuri misteri ini. Dengan sedikit penasaran, penulis mencoba bertanya disana sini, tapi hanya senyum yang dikulum yang penulis terima.

Dengan mengerahkan sedikit keberanian demi menjawab rasa penasaran yang ada, akhirnya penulis memberanikan diri memasuki salah satu rumah yang bernomor “XX”.

Lokasinya dipinggir jalan raya, ukuran rumah pun cukup luas, kurang lebih 10-15 mobil tertampung didalamnya, penataan kebun rumah ini tertata rapi hingga mirip hotel berbintang.

Memasuki rumah ini, penulis cukup terkejut atas sambutan ramah sang penunggu rumah. “Sendiri saja pak..?”, dengan dialek luar Bali yang kental menyapa penulis dengan ramah seraya bergegas menunjukan penulis sebuah bungalow dengan design mewah yang berada tak jauh di sisi kiri bangunan yang menyerupai front office sebuah hotel ini.

Terus terang penulis sangat terkejut dengan hal ini, seraya berusaha menerangkan maksud dan kedatangan penulis ke rumah itu.

Sang penunggu rumah pun terkejut dan sepertinya menyembunyikan sedikit rasa ketakutan saat penulis mengeluarkan identitas. Dengan cekatan kemudian dia berujar, “Ma’af mas disini bukan lokalisasi, disini tidak ada cewek… kami hanya penginapan yang menyewakan kamar..”

“Mas tolong jangan masukan di koran ya…”, lanjutnya seraya memelas. Penulis pun berusaha menenangkan suasana dan berusaha meyakinkan bahwa penulis bukanlah aparat keamanan.

Syukurnya  lambat laun suasana pun mulai berubah menjadi akrab dan santai. Dan penulis pun ikut terhanyut dengan suasana rilek di rumah itu. Di penghujung wawancara dia pun sempat menawari penulis layanan tambahan rumah yang menyerupai penginapan itu.